“Tidaklah Kami mengutus Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah”. (QS. An Nisa : 6)
Bulan Rabiul Awal adalah bulan yang sangat mulia, khususnya bagi umat Islam dimana saja berada. Tanggal dua belas Rabiul Awal adalah tanggal kelahiran Nabi Muhammad saw. Tanggal itu juga merupakan hari tibanya nabi ke Madinah sewaktu hijrah dari kota Mekkah. Dan pada dua belas Rabiul Awal juga merupakan tanggal wafatnya beliau. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa tanggal dua belas Rabiul Awal itu bukan saja memperingati hari kelahiran Nabi, tetapi juga memperingati hari beliau hijrah ke Madinah, dan juga mengingatkan hari wafatnya Rasulullah. Dengan kata lain, tanggal dua belas Rabiul Awal merupakan hari mengingat sejarah kehidupan Rasulullah dari sejak kelahiran sampai kembalinya beliau ke sisi Allah swt.
Peringatan maulid berawal pada abad ke 10. Pada waktu itu umat Islam dalam keadaan lemah sekali, sehingga terus menerus kalah dalam perang Salib. Kekalahan dan kelemahan umat Islam dalam segala bidang terutama dalam perang Salib tersebut menjadi pemikiran dan perhatian Khalifah pada waktu itu, yaitu Khalifah Muzaffar Syah.
Khalifah lalu bermusyawarah dengan panglima perangnya Salahuddin al Ayyubi, untuk mencari solusi dan alternative bagaimana membangkitkan semangat juang dan kualitas umat Islam di waktu itu. Salahuddin al Ayyubi mengatakan bahwa kelemahan umat Islam adalah karena mereka lupa dengan perjuangan dan kepribadian Rasulullah yang penuh dengan cerita kepahlawanan.
Untuk membangkitkan semangat umat Islam hanya dengan satu cara yaitu menceritakan dan mengingat kembali bagaimana kisah dan sejarah kepribadian Rasulullah. Para sahabat juga mengakui bahwa kualitas hidup mereka selalu bercermin dengan pribadi Rasulullah sehingga menceritakan kehidupan Rasul merupakan tradisi yang diberikan kepada anak-anak mereka sehingga menjadi generasi berkualitas. Berarti sejarah nabi merupakan buah bibir, dan merupakan pembicaraan sehari-hari diantara sahabat; sebagaimana kita hari ini membicarakan issu, gossip, politik atau selebritis. Oleh sebab itu pada zaman dahulu Rasulullah dapat menjadi idola, sedangkan sekarang, selebritis, tokoh politik yang menjadi idola, sebab cerita mereka yang banyak beredar. Oleh sebab itu sudah sewajarnya jika pada saat sekarang ini media massa, TV, majalah, surat kabar, mempunyai kolom khusus atau rubric khusus tentang sejarah nabi yang diceritakan setiap hari sehingga menjadi issu dan topic pembicaraan umat setiap saat. Sehingga cerita nabi, bukan saja hanya dibaca didengar pada bulan maulid saja tetapi setiap hari baik melalui radio, TV, dan lain sebagainya.
Untuk memotivasi umat terhadap sejarah Nabi Muhammad saw, Salahuddin al Ayyubi melihat bahwa waktu yang tepat untuk mengenalkan kembali sejarah nabi hanyalah pada waktu tanggal kelahiran nabi. Akhirnya ulama mengarang beberapa syair tentang kehidupan nabi dari sejak kelahiran, sejarah kehidupan, mukjizat, dan perjuangan, sehingga pada waktu datang bulan Rabiul Awal dibacakanlah kepada umat Islam seluruh kehidupan Rasul.
Sejarah membuktikan bahwa akibat perayaan maulid pada zaman Salahuddin al Ayyubi tersebut semangat juang dan jihad umat kembali berkobar dalam menghadapi perang Salib, sehingga dapat menang dan menaklukkan kota Jerussalem ke tangan umat Islam.
Dari kisah tersebut dapat dilihat bahwa tujuan utama maulid nabi adalah untuk mengembalikan semangat dan motivasi umat Islam sehingga dapat meraih kemenangan dalam menghadapi setiap serangan musuh yang ada.
Jika Salahuddin al Ayyubi dengan perayaan maulid nabi dapat memberikan motivasi dan semangat juang kepada umat Islam. Maka yang menjadi pertanyaan sekarang dapatkan semangat dan motivasi maulid nabi membangkitkan semangat umat Islam menghadapai strategi musuh-musuh Islam di zaman modern sekarang ini. Ekonomi umat dijajah oleh ekonomi kapitalis berkedok globalisasi; budaya kita dirusah oleh budaya barat dengan istilah hak asasi manusia, liberalisasi, pemahaman pluralisme agama dan lain sebagainya. Pendidikan kita dijajah oleh pendidikan barat yang berkedok dengan sekularisasi, politik kita dijajah dengan demokarsi, akhlak kita dijajah dengan hedonisme sehingga semua serba boleh sampai majalah playboy hingga artis porno juga boleh di negara muslim yang terbesar di dunia. Media kita dijajah oleh media barat sehingga televisi banyak menayangkan program musik abg. Anehnya disaat yang sama kita sibuk merayakan peringatan maulid dari kampung sampai ke istana negara dan masjid Istiqlal; padahal pada waktu yang sama kita diserang habis-habisan oleh musuh dari rumah sampai istana. Apa guna kita menghabiskan biaya berjuta-juta untuk peringatan maulid, jika tidak dapat melawan serangan budaya barat dan musuh yang masuk ke dalam negeri kita ini. Apa guna peringatan maulid kalau judi, majalah atau gambar porno, budaya korupsi masih terus berjalan.
Semoga peringatan maulid kali ini dapat meningkatkan semangat jihad untuk melawan penjajahan ekonomi, politik, budaya, akhlak yang sedang menyerang umat hari ini. Wallahu ‘Alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar